Lentera Indonesia

Portal Berita Online

Minggu, 24 Mei 2015

Kawasan Konferensi Asia Afrika Destinasi Wisata Bersejarah

Tidak ada komentar :


Para Pengunjung tengah berfoto selfie di depan Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Sabtu (23/05)

Bandung – Kawasan kota Bandung memang terkenal dengan destinasi wisata yang cukup banyak. Sebut saja kawasan Konferensi Asia Afrika di Jalan Asia Afrika. Setelah perhelatan akbar peringatan konferensi Asia Afrika yang ke – 60 kawasan ini banyak disambangi wisatawan lokal dan mancanegara.

Rini Rianti (21) misalnya, salah seorang pengujung asal Cimahi, ia mengaku belum lengkap liburan ke Bandung jika tidak mampir ke Gedung Merdeka dan mengabadikan momen dengan berfoto selfie.

“Ya ngerasa belum lengkap aja jika belum kunjungi museum Asia Afrika sambil berfoto selfie disini, ” ujarnya, di Jalan Cikapundung Timur Kawasan Asia Afrika , Sabtu (23/05).

Rini mengaku ia sengaja datang jauh-jauh dari Cimahi ke Bandung hanya untuk mengabadikan foto dirinya disetiap gedung-gedung tua yang tersebar disekitaran Bandung, termasuk Gedung Merdeka ini.

“Sekarang kan lagi ramai, ya aku juga gamau ketinggalan” tambahnya.Rini yang masih berstatus pelajar ini pun berharap selain berfoto selfie juga dan sebagai destinasi wisata Kawasan Asia Afrika ini akan menambah pengetahuannya di bidang sejarah.

“Ya selain berwisata, setidaknya dapat menggali lebih dalam sejarah masa lampau, meskipun lebih banyak main daripada belajarnya hehe” pungkasnya. (Siti Anisha / Lentera Indonesia Online)

Jumat, 22 Mei 2015

Terdakwa Sumiharto Diduga Menggunakan Narkotika

Tidak ada komentar :
Bandung - Terdakwa Sumiharto (51) diduga memilki narkotika golongan I dalam bentuk tanaman ganja sebanyak satu paket seberat 3,32 gram. Terdakwa memperoleh ganja dari temannya Deni yang bermukim di Bengkulu. Terdakwa membeli ganja dengan harga Rp. 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah). Dalam sidang yang digelar beberapa waktu lalu (04/05) terdakwa mengakui perbuatannya.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dengan hukuman sesuai pasal 111 ayat 1 Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tenatng Narkotika.

Selain itu terdakwa Sumiharto juga diduga memiliki golongan I sabu-sabu sebanyak enam paket seberat 0,08 gram. Untuk sabu-sabu terdakwa memperolehnya dari temannya Anas yang bermukim di Jakarta, terdakwa membeli sabu-sabu dengan harga Rp. 2.000.000 (Dua Juta Rupiah).

Selain pasal diatas, perbuatan terdakwa memiliki sabu-sabu sebagaimana diatur dan diancam dengan hukuman sesuai pasal 112 ayat 1 Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Dalam sidang, terdakwa mengaku bahwa ganja dan sabu-sabu untuk digunakan sendiri. Untuk ganja terdakwa menggunakannya dengan dilinting dengan kertas papier kemudian dihisap layaknya sedang merokok. Sedangkan untuk sabu-sabu terdakwa menggunakannya dengan dibakar diatas kaca dengan menggunakan korek api gas lalu dihisap dengan bong yang dibuat dari botol bekas.

Penyalahgunaan yang dilakukan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dengan hukuman sesuai Pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tenatng Narkotika.

Dua saksi yang dihadirkan dalam sidang, Clemens Kuway dan Hermawan membenarkan dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum Muhasan SH.









(Triyani)

Batu Akik, Keuntungan Dikalangan Penjual Cilik

Tidak ada komentar :
Foto : www.idzsn.com
Tren batu akik yang tengah merabah akhir-akhir ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya anak kecil yang ikut membicarakan berbagai macam jenis batu. Diantara Soni (12), Fauzi (11), dan Ikram (11) saat ditemui disekolahnya didaerah cicadas, kamis (26/2).

Pelajar kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini menjual berbagai macam jenis batu akik didaerah Antapani. Pada awalnya mereka menjual batu akik karena ajakan teman bermain untuk sekedar iseng-iseng menambah uang jajan.

"Awalnya iseng diajak temen, ternyata dapet uangnya alhamdulillah banyak buat bantu mama", ujar Soni.

Dengan malu-malu Soni menerangkan untuk mendapatkan batu akik, ia harus pergi ke Garut untuk mengambilnya dan hanya bemodalkan uang Rp. 100.000 untuk bekal jajan dan ongkos. Untuk batunya sendiri Soni mendapatkannya secara cuma-cuma alias gratis.

Fauzi menambahkan, batu yang paling banyak terjual adalah batu berjenis bacan

"Batu bacan lebih banyak yang beli, soalnya banyak yang bilang batunya bagus"

Mereka terkadang menjualnya juga dilingkungan sekolah secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh guru.

"Cincin alinya mah saya bawa, tapi pernah ketahuan guru, disuruh disimpan saja ditas, katanya seperti dukun", tambah Ikram.

Keuntungan yang mereka dapatkan selama kurang lebih dua bulan berjualan sekitar Rp. 900.000. Uang tersebut mereka simpan untuk keperluan sekolah agar tidak terlalu menyusahkan orangtuanya. Uang tersebut pun mereka simpan untuk persiapan memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Jumat, 15 Mei 2015

Wisata Alam Bandung : Merasakan Udara Sejuk Tebing Keraton

Tidak ada komentar :
Pengunjung Tebing keraton
Foto : Yoggi Darwis

LIO - Tebing keraton dari namanya mungkin anda mengira tebing yang satu ini akan berhubungan dengan kerajaan – kerajaan kesultanan atau semacamnya. Namun tebing yang satu ini tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Dinamakan tebing keraton karena menurut masyarakat setempat nama terebut mengisyaratkan sebuah kemewahan, bagi siapa saja yang mengunjungi tebing akan disuguhi oleh kemewahan panorama alam yang luar biasa.

Berawal dari banyaknya postingan, foto - foto di media sosial yang menjadikan tempat ini banyak diperbincangkan oleh para netizen. Tempat yang dulunya hanya dikenal sebagai kawasan para penikmat olah raga sepeda saja. Kini berubah menjadi tempat bagi orang – orang untuk berselfie ria, sehingga nama tebing selfie pun pernah muncul untuk tebing ini. Selain itu terdapatnya spot foto unggulan di tempat ini, menjadikan foto yang dihasilkan menjadi lebih mnarik.

Lokasi tebing keraton sendiri berada dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Juanda, tepatnya di Kampung Cihargem Puncak, Desa Ciburial, Bandung Jawa Barat. Untuk bisa sampai ke tempat ini cukup mudah. Anda hanya tinggal mengikuti jalur menuju Dago Pakar, setelah melewati Terminal Dago Anda akan menemukan jalan menuju gerbang Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Juanda, dan dari situ tak sampai 500 meter anda akan sampai ke tebing keraton. Namun kondisi jalan menuju ke tempat ini memang sedikit tak terawat, masih banyak jalan berbatu yang cukup terjal sehingga membutuhkan kehati – hatian.

Dalam perjalanan anda akan melintasi pemukiman para penduduk disekitar kawasan tebing keraton, yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Sehingga di setiap sisi jalan anda akan melihat aktivitas perkebunan warga. Dan juga anda akan menemukan banyaknya rombongan pesepeda. 
Selfie di Tebing Keraton
Foto : Yoggi Darwis


Setibanya anda di kawasan tebing keraton, anda akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 5000 untuk motor, dan Rp. 10.000 untuk mobil. Dan harga tiket masuk untuk menikmati tempat ini cukup terjangkau hanya Rp. 11.000 per orang untuk wisatawan lokal, dan Rp. 76.000 untuk wisatawan mancanegara. Setelah itu anda akan melalui jalan setapak menuju lokasi tebing keraton yang berjarak sekitar 500m dari pintu masuk.

Nampak dari kajauhan anda akan melihat sekumpulan orang yang sedang asik berfoto, dan itulah lokasi dari tebing keraton. Namun bagi anda yang pertama kali datang ke tempat ini akan sedikit menghela nafas, karena memang tebing ini curam dan menakutkan.

Tapi anda tidak perlu khawatir, karena di tebing ini telah dipasang pagar pengaman, sehingga aman bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Walaupun sudah dilengkapi dengan pengaman, tapi kewaspadaan terhadap keselamatan anda harus tetap diperhatikan agar bisa menikmati tempat ini. (Yoggi Darwis/ Lentera Indonesia Online)



Selamat Jalan Kang Didi Petet

Tidak ada komentar :
Didi Petet
Foto : Istimewa

LIO - Berita duka kini kembali datang dari dunia hiburan Indonesia. Aktor senior Didi Petet telah meninggal dunia pada Jumat (15/5/2015).


Hal tersebut dikonfirmasi melalui beberapa akun Twitter publik pigur dan walikota bandung Ridwan kamil dan kang muslihat teman satu sinetron di preman pensiun. Tak lama, kicauan yang diposting pukul 06.30 WIB tersebut memdapatkan retweet dari ratusan pengguna media sosial.


"Selamat jalan kang Didi Petet. Kami sangat kehilangan. Terima kasih utk ilmu dan nasehat2nya," kicau orang nomer satu dibandung melalui akun twitternya @ridwankamil.


Satu jam kemudian teman satu sinetron nya di preman pensiun epy kusnandar alias kang mus mengucapkan bela sungkawanya lewat akun twitternya @kangepy_ " Innalilahi wa innalilahi rojiun Slmt tnggl kang di2 petet Smg Amal Ibadah beliau diterima disisi allah dan ditmptkan disurganya allah Amin, " ujar Epy


Seperti dilansir republika.co.id Didi Petet meninggal akibat asam lambung yang meninkat semenjak menangani Ezpo di Milan, Italia. Didi Petet sempat mendapat perawatan di Milan sebelum di pulangkan ke Indonesia.


Rencananya jenasah Didi Petet bakal di semayamkan di TPU Tanah Kusir. Jenazah Didi Petet bakal di kebumikan setelah shalat Jumat di depan makam Muhammad Hatta. Didi Petet lantas menghembuskan nafas terakhirnya dini hari tadi. Didi Petet meninggalkan istri, enam anak dan satu cucu.



Didi Petet lahir pada 12 Juli 1956 di Surabaya, Indonesia. Ia dikenal baik lewat perannya sebagai Emon di film 'Catatan si Boy' pada akhir tahun '80-an.



Kiprahnya di dunia akting telah diakui publik lewat berbagai nominasi penghargaan bergengsi dunia perfilman. Di antaranya, Piala Citra dan Piala Vidia untuk Aktor Pendukung Terbaik. (Yuga MH / Lentera Indonesia Online)









Jumat, 13 Maret 2015

Kompas Rambah Media Sosial Untuk Jangkau Penikmatnya

Tidak ada komentar :
logo kompas.com
Sumber : kompas.com

Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama kompas online. Kompas online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian tahun 1998 kompas online bertransformasi menjadi kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia.

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, kompas.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.

Sinergi ini menjadikan kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming.


Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, kompas.com telah mencapai 120 juta page view perbulan.

Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan kompas.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Kanal-kanal tersebut antara lain adalah:

KOMPAS Female
Memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karier, kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.

KOMPAS Bola
Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola.

KOMPAS Health
Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta fitur informasi kesehatan interaktif.

KOMPAS Tekno
Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review produk dan beragam berita teknologi.

KOMPAS Entertainment
Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam dan luar negeri.

KOMPAS Otomotif

Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan motor terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.

KOMPAS Properti
Memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang rumah, apartemen serta tempat tinggal.

KOMPAS Images
Menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan editor foto KOMPAS.com.

KOMPAS Karier
Kanal yang tak hanya berfungsi sebagai direktori lowongan kerja, namun juga sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan.

Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan konsep citizen journalism dalam Kompasiana. Setiap anggota Kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.


Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan. Kompasiana, yang setiap hari melahirkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil membangun komunitas jurnalisme warga yang mencapai 50.000 anggota.

Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini selain bisa diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di smartphone BlackBerry, KOMPAS.com juga tampil dalam format iPad dan akan terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.

Pada tahun 2013, kompas.com kembali melakukan perubahan yaitu, tampilan halaman yang lebih rapi dan bersih serta fitur baru yang lebih personal.

Kelebihan portal berita kompas.com

Tampilan yang rapi, bersih dengan fitur – fitur yang lengkap memudahkan user untuk menjelajahi portal berita ini. Berbeda dengan versi cetak yang memiliki segmentasi pembaca kalangan tertentu, kompas.com sasaran atau segmentasi pembaca lebih umum. Karena penyajian berita menggunakan bahasa yang lebih umum.


Sehingga memudahkan bagi para user untuk "menyantap" setiap sajian berita yanng disajikan oleh kompas.com. Jika dilihat dari unsur teknologi yang digunakan, kompas.com mempunyai terobosan baru dalam dunia jurnalistik. Terdapatnya Drone Journalism membuat kompas.com semakin menjadi portal berita online di Indonesia yang mengutamakan pertkembangan teknologi.

Kekurangan portal berita kompas.com
Untuk kekurangan dari portal berita kompas.com adalah masih banyaknya penulisan berita yang tidak melihat segmentasi pembacanya. Walupun dikemas untuk umum, namun masih saja terdapat istilah - istilah teknis yang tidak disertai penjelasan. (Yoggi Darwis/Lentera Indonesia Online)


(Dihimpun dari berbagai sumber)

Jumat, 06 Maret 2015

Pakai Baju Palu Arit, Putri Indonesia Dikecam

Tidak ada komentar :
Putri Indonesia
Foto : Istimewa



Komunistophobia adalah sebuah ketakutan yang berlebihan terhadap berbagai atribut yang melekat pada ideologi tersebut. Istilah tersebut mungkin erat kaitannya dengan kebanyakan masyarakat Indonesia.

Setidaknya, itu tampak dari komentar netizen ketika Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri, mengunggah fotonya tengah memakai baju berwarna merah dan berlambang "palu-arit".

Foto tersebut, diunggah ke akun Instagram miliknya, @anindyakputri, Jumat (202/2015). "I So Vietnam Today,"tulisnya sebagai keterangan foto tersebut.

Kontan, foto Putri Indonesia tersebut dinilai tak pantas dan dikecam oleh sejumlah netizen, terutama di linimasa Twitter.

"sebarkan! "@M4ngU5il: "Pantaskah Putri Indonesia 2015 @AnindyaKPutri Berkaos Lambang Komunis?" kicau akun ‏@semesta_kicau , Senin (23/2/2015).

Sementara akun ‏@mas_prasetiyo menuliskan, "Puteri Indonesia 2015 @anindyakputri memakai kaos berlambang komunis, silakan @TNI_AD dan @KOPASSUS_id tindak lanjut." (Yoggi Darwis/Lentera Indonesia Online)