Jumat, 20 Februari 2015
Fenomena Hijab Ketat di Kalangan Mahasiswi (Laporan Khas)
Foto : Ilustrasi |
Dengan berkembangnya zaman dan trend mode berpakaian pada zaman sekarang berhijab dan pakaian muslimah pun sudah beraneka ragam. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah beragam bentuk dan model.
Dimana tubuh tertutup rapat rapat oleh kain, akan tetapi lekukan tubuh masih terlihat jelas. Apakah itu masih terlihat memamerkan aurat ?
Banyak berpendapat bahwa dari pada memakai pakaian muslimah, tetapi masih memperlihatkan lekuk tubuh mending tidak usah berhijab. Kekeliruan bepakaian tidak perlu menyalahkan siapapun, seperti yang dikatakan oleh Titin Edeh salah satu anggota LDM (Lembaga Dakwah Mahasiswa) melihat fenomena jilbab sekarang kebanyakan ngga sesuai dengan syariat, seperti contohnya syarat berjilbab tuh menutupi dada, namun nyatanya banyak yang tidak menutupi dada dan banyak”.
Titin juga menambahkan, hijab itu merupakan hak individu yang tidak bisa kita larang, mau memakai hijab seperti apaun atau pakaian apupun kita tidak bisa melarang. Akan tetapi ketentuan islam menutupi seluruh bagian tubuh tanpa melihatkan lekuk tebuh merupakan salah satu kewajiban wanita muslimah.
Pakaian longgar nan elegan yang dulu banyak dikenakan bahkan diperjuangkan dalam berbagai kegiatan di sekolah, kini berganti dengan pakaian yang katanya busana muslim tapi serba ketat dan minimalis. Jilbab panjang mereka pangkas, makin pendek, serba lilit dan membentuk sanggul.
Menggantinya dengan topi dibalut scarf, bahkan sampai lehernya juga kelihatan saking transparannya. Plus atasan atau blus lengan panjang ketat, dipadu dengan celana panjang yang juga tak kalah ketat. Tak lupa riasan wajah untuk mempercantik penampilan. Semua atas nama fashion. Semua dengan alasan keindahan.
Namun berbeda dikatakan isnieny, salah satu mahasiswa UIN Bandung Mengatakan bahwa " saya berhijab lebih mengutamakan rasa nyaman dalam berbusana dan mungkin ingin terlihat indah dan enak dipandang oleh khalayak luas dan tidak terlihat ketinggalan zama pula . " Ujarnya.
Berhijab Saat Ini Jauh Dari kesadaran dan kaidah Syar’i
Memang fenomena berhijab saat ini sangat menggemaskan mata kita. Apalagi dengan jilbab yang saat ini mungkin terlihat lebih modis dan mengikuti perkembangan zaman. Banyak wanita berpandangan berhijab itu penting untuk menutupi tubuh dan aurat kita. Namun nyatanya model hijab saat ini sungguh di berbeda persepsi dari setiap orangnya.
Namun berbeda dikatakan isnieny, salah satu mahasiswa UIN Bandung Mengatakan bahwa " saya berhijab lebih mengutamakan rasa nyaman dalam berbusana dan mungkin ingin terlihat indah dan enak dipandang oleh khalayak luas dan tidak terlihat ketinggalan zama pula . " Ujarnya.
Berhijab Saat Ini Jauh Dari kesadaran dan kaidah Syar’i
Memang fenomena berhijab saat ini sangat menggemaskan mata kita. Apalagi dengan jilbab yang saat ini mungkin terlihat lebih modis dan mengikuti perkembangan zaman. Banyak wanita berpandangan berhijab itu penting untuk menutupi tubuh dan aurat kita. Namun nyatanya model hijab saat ini sungguh di berbeda persepsi dari setiap orangnya.
Mungkin seperti yang di katakan oleh titin anggota LDM(Lembaga Dakwah Mahasiswa), menjelaskan bahwa " hijab itu memang seharusnya menutupi aurat, namun model hijab kali ini lebih hanya menutupi kepala saja dan itu jauh dari syariat, dan mungkin hijab saat ini hanya ingin mengikuti perkembangan zaman bukan kesadaran diri sendiri untuk memakai hijab. "
Namun seiring dengan banyaknya wanita yang menutup rambutnya dengan jilbab, makin bergeser juga arti ke-syar’i-an sebuah jilbab. Jika dulu memandang jilbab panjang dengan penuh kekaguman, kini fenomena jilbab panjang dan lebar di masyarakat, kampus dan jalan-jalan itu mulai sepi. Berganti dengan jilbab berbagai model dengan corak dan warna yang jauh dari kriteria syar’i.
Seperti yang dikatakan salah satu dosen fakultas dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Hikmat. M.Ag " fenomena hijab saat ini memang hasil dari perubahan zaman yang sangat pesat. Dulu berkerudung hanya simple tidak perlu berlama-lama, namun saat ini berkerudung terlihat seperti rumit sekali dan dari segi pakaian pun banyak yang menyetak tubuh dan itu sangat jauh dari syariat islam. " Ujarnya.
Beliau pun mengakatakan bahwa berhijab kali ini mungkin tidak timbul dari kesadaran hati wanita, namun mereka nampaknya hanya ingin mengikuti perkembangan zaman yang sangat pesat ini. Padahal di Al-qur'an sendiri dijelaskan bahwa berjilbab itu untuk menutupi keindahan tubuh seorang wanita, bukan untuk di perlihatkan kepada masyarakat luas. (Yuga MH/Lentera Indonesia Online)
Namun seiring dengan banyaknya wanita yang menutup rambutnya dengan jilbab, makin bergeser juga arti ke-syar’i-an sebuah jilbab. Jika dulu memandang jilbab panjang dengan penuh kekaguman, kini fenomena jilbab panjang dan lebar di masyarakat, kampus dan jalan-jalan itu mulai sepi. Berganti dengan jilbab berbagai model dengan corak dan warna yang jauh dari kriteria syar’i.
Seperti yang dikatakan salah satu dosen fakultas dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Hikmat. M.Ag " fenomena hijab saat ini memang hasil dari perubahan zaman yang sangat pesat. Dulu berkerudung hanya simple tidak perlu berlama-lama, namun saat ini berkerudung terlihat seperti rumit sekali dan dari segi pakaian pun banyak yang menyetak tubuh dan itu sangat jauh dari syariat islam. " Ujarnya.
Beliau pun mengakatakan bahwa berhijab kali ini mungkin tidak timbul dari kesadaran hati wanita, namun mereka nampaknya hanya ingin mengikuti perkembangan zaman yang sangat pesat ini. Padahal di Al-qur'an sendiri dijelaskan bahwa berjilbab itu untuk menutupi keindahan tubuh seorang wanita, bukan untuk di perlihatkan kepada masyarakat luas. (Yuga MH/Lentera Indonesia Online)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar